seorang guru matematika SMA saya dulu pernah bertanya: "kenapa kalian belajar matematika disini?"
dan hal tersebut memancing beberapa pertanyaan lanjutan di dalam hatiku: "untuk apa kita ke sekolah?" "kenapa belajar matematika, ipa, ips dll?" "toh juga sepertinya ngga terlalu penting kita tahu 1+1=2"
"trus klo sekolah kita belajar untuk nyari nilai, klo nilai nya bagus bisa masuk sekolah favorit ato universitas favorit (Univ.Kristen Satya Wacana gitu loh...wkwkwk) untuk kita belajar lagi disana trus klo dah lulus kuliah bisa gampang nyari kerjaan klo udah dapet kerjaan bekerja dengan rajin sampe jadi manager"
lalu apa? cman gitu aja?
awalnya sih pusing banget nyari jawaban pertanyaan guru matematika saya itu (dan sempat pasrah karena ngga dapet jawabannya)
lalu suatu hari (baru baru ini dan saya udah kuliah) ngga ada angin ngga ada hujan saya seperti mendapat pencerahan.
pertanyaannya diubah, "kenapa kita belajar?"
jawabannya sederhana, "karena kita ingin tahu/bisa"
"kenapa kita ingin tahu?"
karena tahu itu enak kalau digoreng + sambal kecap "karena mahluk yang punya akal (terutama manusia) ingin melakukan sesuatu terhadap pengetahuan yg dia inginkan"
misal, manusia ingin tempat tinggalnya tetap ada cahaya walau malam hari
maka dibuatlah teknologi yg namanya api unggun
lalu manusia ingin tahu, "bisakah api unggun ini diperkecil agar tidak terlalu berbahaya?"
setelah dipelajari ditemukanlah teknologi yang namanya lilin
begitu seterusnya hingga Mr. Edison menemukan bola lampu.
tidak sampai disana saja, sampai sekarang teknologi pencahayaan di dalam ruangan di malam hari terus dikembangkan, dari yg hemat listrik sampai cahaya darurat apabila cahaya utama mati
manusia yg ingin semua pekerjaannya jadi sederhana belajar dan menemukan hal2 baru untuk memudahkannya bekerja.
secara teknis, rasa ingin tahu itulah yang membuat manusia mau belajar. Dan seharusnya Belajar itu adalah sesuatu yang ingin dilakukan, bukan yang harus dilakukan
dan ternyata tujuan utama dibuat sebuah sekolah adalah untuk mengajari & memfasilitasi orang2 yang ingin tahu agar mereka bisa dapat jawaban dari keingin tahuan mereka.
anak2 jaman sekarang (sebenarnya udah dari dulu sih) ke sekolah karena disuruh oleh orang tuanya untuk mendapatkan nilai yang tinggi agar orang tuanya bisa bilang "anak ku hebat lho, dia rengking(ranking) 1 di kelasnya" bukan karena mereka memang ingin mendapatkan pengetahuan baru. maka ada orang bijak dari india mengatakan 'kalau kamu ingin ilmu disekolah, kau tak perlu bayar uang sekolah, cukup dengan membeli seragam dan menyelinap kedalam kelas' (Punsukh Wangdu @ 3 idiots)
Kalau ke sekolah seharusnya dengan rasa penasaran, "nanti di sekolah diajarin apa ya..?
jadi kesimpulannya, kita sebagai manusia memiliki sifat untuk ingin tahu yang mendorong kita untuk belajar, belajar bukanlah sesuatu yang harus kita lakukan, tetapi sesuatu yang seharusnya ingin kita lakukan. selama manusia hidup, manusia akan terus ingin tahu dan belajar.
kalu ada nanti yg ditanya sama guru di sekolah/di kampus "kenapa kalian belajar?"
jawablah dengan "karena saya ingin tahu" (dan bersiaplah dengan resiko jawaban itu)
Mengapa kita harus Belajar..?????
Full View
seorang guru matematika SMA saya dulu pernah bertanya: "kenapa kalian belajar matematika disini?"
dan hal tersebut memancing beberapa pertanyaan lanjutan di dalam hatiku: "untuk apa kita ke sekolah?" "kenapa belajar matematika, ipa, ips dll?" "toh juga sepertinya ngga terlalu penting kita tahu 1+1=2"
"trus klo sekolah kita belajar untuk nyari nilai, klo nilai nya bagus bisa masuk sekolah favorit ato universitas favorit (Univ.Kristen Satya Wacana gitu loh...wkwkwk) untuk kita belajar lagi disana trus klo dah lulus kuliah bisa gampang nyari kerjaan klo udah dapet kerjaan bekerja dengan rajin sampe jadi manager"
lalu apa? cman gitu aja?
awalnya sih pusing banget nyari jawaban pertanyaan guru matematika saya itu (dan sempat pasrah karena ngga dapet jawabannya)
lalu suatu hari (baru baru ini dan saya udah kuliah) ngga ada angin ngga ada hujan saya seperti mendapat pencerahan.
pertanyaannya diubah, "kenapa kita belajar?"
jawabannya sederhana, "karena kita ingin tahu/bisa"
"kenapa kita ingin tahu?"
karena tahu itu enak kalau digoreng + sambal kecap "karena mahluk yang punya akal (terutama manusia) ingin melakukan sesuatu terhadap pengetahuan yg dia inginkan"
misal, manusia ingin tempat tinggalnya tetap ada cahaya walau malam hari
maka dibuatlah teknologi yg namanya api unggun
lalu manusia ingin tahu, "bisakah api unggun ini diperkecil agar tidak terlalu berbahaya?"
setelah dipelajari ditemukanlah teknologi yang namanya lilin
begitu seterusnya hingga Mr. Edison menemukan bola lampu.
tidak sampai disana saja, sampai sekarang teknologi pencahayaan di dalam ruangan di malam hari terus dikembangkan, dari yg hemat listrik sampai cahaya darurat apabila cahaya utama mati
manusia yg ingin semua pekerjaannya jadi sederhana belajar dan menemukan hal2 baru untuk memudahkannya bekerja.
secara teknis, rasa ingin tahu itulah yang membuat manusia mau belajar. Dan seharusnya Belajar itu adalah sesuatu yang ingin dilakukan, bukan yang harus dilakukan
dan ternyata tujuan utama dibuat sebuah sekolah adalah untuk mengajari & memfasilitasi orang2 yang ingin tahu agar mereka bisa dapat jawaban dari keingin tahuan mereka.
anak2 jaman sekarang (sebenarnya udah dari dulu sih) ke sekolah karena disuruh oleh orang tuanya untuk mendapatkan nilai yang tinggi agar orang tuanya bisa bilang "anak ku hebat lho, dia rengking(ranking) 1 di kelasnya" bukan karena mereka memang ingin mendapatkan pengetahuan baru. maka ada orang bijak dari india mengatakan 'kalau kamu ingin ilmu disekolah, kau tak perlu bayar uang sekolah, cukup dengan membeli seragam dan menyelinap kedalam kelas' (Punsukh Wangdu @ 3 idiots)
Kalau ke sekolah seharusnya dengan rasa penasaran, "nanti di sekolah diajarin apa ya..?
dan hal tersebut memancing beberapa pertanyaan lanjutan di dalam hatiku: "untuk apa kita ke sekolah?" "kenapa belajar matematika, ipa, ips dll?" "toh juga sepertinya ngga terlalu penting kita tahu 1+1=2"
"trus klo sekolah kita belajar untuk nyari nilai, klo nilai nya bagus bisa masuk sekolah favorit ato universitas favorit (Univ.Kristen Satya Wacana gitu loh...wkwkwk) untuk kita belajar lagi disana trus klo dah lulus kuliah bisa gampang nyari kerjaan klo udah dapet kerjaan bekerja dengan rajin sampe jadi manager"
lalu apa? cman gitu aja?
awalnya sih pusing banget nyari jawaban pertanyaan guru matematika saya itu (dan sempat pasrah karena ngga dapet jawabannya)
lalu suatu hari (baru baru ini dan saya udah kuliah) ngga ada angin ngga ada hujan saya seperti mendapat pencerahan.
pertanyaannya diubah, "kenapa kita belajar?"
jawabannya sederhana, "karena kita ingin tahu/bisa"
"kenapa kita ingin tahu?"
misal, manusia ingin tempat tinggalnya tetap ada cahaya walau malam hari
maka dibuatlah teknologi yg namanya api unggun
lalu manusia ingin tahu, "bisakah api unggun ini diperkecil agar tidak terlalu berbahaya?"
setelah dipelajari ditemukanlah teknologi yang namanya lilin
begitu seterusnya hingga Mr. Edison menemukan bola lampu.
tidak sampai disana saja, sampai sekarang teknologi pencahayaan di dalam ruangan di malam hari terus dikembangkan, dari yg hemat listrik sampai cahaya darurat apabila cahaya utama mati
manusia yg ingin semua pekerjaannya jadi sederhana belajar dan menemukan hal2 baru untuk memudahkannya bekerja.
secara teknis, rasa ingin tahu itulah yang membuat manusia mau belajar. Dan seharusnya Belajar itu adalah sesuatu yang ingin dilakukan, bukan yang harus dilakukan
dan ternyata tujuan utama dibuat sebuah sekolah adalah untuk mengajari & memfasilitasi orang2 yang ingin tahu agar mereka bisa dapat jawaban dari keingin tahuan mereka.
anak2 jaman sekarang (sebenarnya udah dari dulu sih) ke sekolah karena disuruh oleh orang tuanya untuk mendapatkan nilai yang tinggi agar orang tuanya bisa bilang "anak ku hebat lho, dia rengking(ranking) 1 di kelasnya" bukan karena mereka memang ingin mendapatkan pengetahuan baru. maka ada orang bijak dari india mengatakan 'kalau kamu ingin ilmu disekolah, kau tak perlu bayar uang sekolah, cukup dengan membeli seragam dan menyelinap kedalam kelas' (Punsukh Wangdu @ 3 idiots)
Kalau ke sekolah seharusnya dengan rasa penasaran, "nanti di sekolah diajarin apa ya..?
jadi kesimpulannya, kita sebagai manusia memiliki sifat untuk ingin tahu yang mendorong kita untuk belajar, belajar bukanlah sesuatu yang harus kita lakukan, tetapi sesuatu yang seharusnya ingin kita lakukan. selama manusia hidup, manusia akan terus ingin tahu dan belajar.
kalu ada nanti yg ditanya sama guru di sekolah/di kampus "kenapa kalian belajar?"
jawablah dengan "karena saya ingin tahu" (dan bersiaplah dengan resiko jawaban itu)
kalu ada nanti yg ditanya sama guru di sekolah/di kampus "kenapa kalian belajar?"
jawablah dengan "karena saya ingin tahu" (dan bersiaplah dengan resiko jawaban itu)
Tempat terindah dan terakhir bagi manusia adalah kuburan. Di kuburan semuanya berakir, kehidupan setelah menikmati lembaran-lembaran kehidupan. Mulai dari pertemuan antara tetesan-tetesan sperma dari bapak yang membuahi sel telur ibu, di lanjutkan dengan pembentukan janin, hingga usia kandungan yang sudah mencukupi, lahirnya seorang bayi melalui fase-fase menelungkup, duduk, merangkak, berdiri hingga berjalan. Setelah bisa berjalan maka kehidupan mulai memasuki fase-fase bayi kemudian semakin besar menjadi balita, dari balita mendapatkan cap sebagai anak-anak. Tumbuh berkembang menjadi seorang remaja yang masih mencari jati hidup. Melewati proses-proses menuju kedewasaan. Dan tak terasa tibalah masa uzur menunggu tahun-tahun sebelum menuju tempat terakhir di dunia yakni kuburan. Namun fase hidup itu tidak bisa seutuhnya diprediksi. Sudah menjadi rahasia tuhan untuk memutuskan kapan hidup kita berakhir. Ada yang masih dalam kandungan sudah meninggal, ataupun masih menikmati masa-masa remaja bahkan ada yang sudah berumur ratusan tahun berulah datang ajal menjemput. Entahlah, tidak ada yang tahu kapan saat terakhir kita menghirup partikel-partikel O2.
Kematian kadang-kadang diratapi sebagai duka mendalam bagi keluarga yang ditingalkan. Bayangkan saja, misalnya orang yang sudah hidup begitu lama dengan kita. Hadir disetiap detik detik, dikala senang dan bahagia. Tiba-tiba terbujur kaku tidak berdaya, berbaring tanpa detak jantung tanpa gemuruh nadi-nadi, kaku dengan mata tertutup dan tangan terlipat dipadu dengan pembungkus kain putih atau batik sederhana. Saat itu kita membayangkan masa-masa indah yang dilalui bersama dengan orang yang telah berakhir masa ujian hidup di dunianya. Teringat setiap momentberharga yang dilewati bersama. Mungkin itulah yang menjadi muasal, tangisan dan linangan air mata jatuh saat melihat mayat yang sudah membujur kaku. Saya masih teringat dengan seorang teman saya yang meninggal dalam tabrakan maut beberapa tahun yang lalu. Kami sesama almamater di salah satu sekolah menengah atas. Beberapa bulan lagi kami menghadapi ujian kelulusan. Tapi siapa yang tahu, sore hari kemarin almarhum masih berolahraga dengan kami. Malamnya kami kaget, almarhum koma akibat tabrakan maut. Melewati semalam koma di ruang ICU besok harinya kami semua mendapat kabar bahwa almarhum sudah mendahului kami. Melewati masa-masa kehidupan di alam lain, entah seperti apa alam tersebut. Pacar almarhum histeris, bagaimana tidak. Benih-benih cinta yang dipupuk dari hal-hal kecil, melekat di hati melewati masa-masa indah bersama. Saling berbagi dalam hal suka maupun duka, menjadikan sang pria sebagai pangeran perkasa layaknya dalam epos ramayana. Namun kini sang pangeran sudah terbujur tak berdaya melangkahi kehidupan di dunia baru.
Kematian memang dianggap sebagai perpisahan, perpisahan dari dunia fana ini menempuh dunia yang tidak diketahui seperti apa. Dulu waktu kecil, saya hidup desa pinggiran di Pariaman - sebuah kota di bibir barat pulau Sumatra -. Sepulang sekolah hampir sebagian uang jajan saya disisihkan untuk membeli komik bergampar hitam putih dengan kertas lusuh hasil daur ulang. Komik yang saya beli kebanyakan tentang cerita petruk, gareng dan semar. Tapi ada satu komik yang begitu membekas tentang dunia setelah kehidupan. Judulnya berat untuk anak ingusan seperti saya " Hari Penghabisan Dunia Fana ". Saya beli seharga Rp 500. Cukup mahal untuk zaman sebelum reformasi. Komik tersebut bercerita tentang tanda-tanda hari akhir, berbagai macam scene gambar. Di halaman-halam terakhir, gambarnya seperti lukisan-lukisan alam mimpi. Sungai-sungai mengalir indah, tanaman yang tumbuh mekar, matahari yang bersinar, gadis-gadis berpakaian seksi dan gunung tinggi menjulang. Seperti itukah dunia setelah kehidupan di bumi ini ? Saya tidak tahu pasti, wallahualam.
Kematian sebenarnya bisa dijadikan juga momentum untuk instropeksi diri atas perbuatan-perbuatan yang sudah dilakukan selama kaki menginjak bumi. Apa banyak positif atau kebanyakan negatifnya ? hanya diri kita sendiri yang tahu. Kematian selalu berhubungan dengan ruang gelap sempit berukuran 1x2 meter. Menjorok kelapisan perut bumi sedalam hampir 2 meter. Ini akan menjadi tempat peristirahatan manusia yang terakhir. Namun tidak semuanya juga yang berakhir di liang sempit tenggelam dalam lapisan bumi. Di Trunyan, Kintamani - Bali. Mayat-mayat hanya diletakkan diatas perut bumi ditutupi dengan bilah-bilah batang bambu. Di Samosir, Sumatra Utara kuburan-kuburan bisa ditemui disetiap sepuluh meter dengan macam ragam bentuk. Atau jauh di benua hitam Negeri Firaun, mayat-mayat diawetkan dan bertahan hingga ribuan tahun yang lalu. Semua tergantung pemikiran masyarakat masing-masing. Banyak cara mengenang orang-orang yang telah hilang dari kehudupan.
Tradisi dan cara mengenang orang yang sudah mendahului pun berbagai macam rupa. Di beberapa tempat di Indonesia, sebelum puasa biasanya keluarga melakukan ziarah kubur mengunjungi makam-makam. Membawa bunga rampai yang dibuat dari berbagai macam rupa bunga dengan air di kendi yang nantinya digunakan untuk menyiram makam, membakar kemenyan di kuburan seraya memanjatkan doa-doa dan masih banyak lagi hal-hal lain yang dilakukan untuk mengenang para pendahulu.
Terlebih dari apapun itu, jika disadari lagi memang perjalan sesungguhnya adalah perjalan hidup. Mencari setiap butir untaian-untaian makna. Menjalani hidup suatu pilihan menjalani konsekuensi menghadapi sebuah dunia yang bagi sebagian orang dianggap hanya sementara dan bagi sebagian orang lainnya dianggap sebuah dunia nyata. Melihat hidup dan tujuannya bisa menjadi perkara yang berbeda-beda jika dilihat dari berbagai macam kacamata. Namun menurut saya, hal terpenting yang dilakukan dalam perjalan menjelajah dunia fana ini adalah menempatkan posisi kita seberapa bergunakah kehidupan dan kehadiran kita di dunia untuk kehidupan orang lain. Kebahagian hidup yang utama adalah saat kita berbagi kebahagian dengan orang lain. Semua orang pun tahu itu.
Live and Death
Full View
Tempat terindah dan terakhir bagi manusia adalah kuburan. Di kuburan semuanya berakir, kehidupan setelah menikmati lembaran-lembaran kehidupan. Mulai dari pertemuan antara tetesan-tetesan sperma dari bapak yang membuahi sel telur ibu, di lanjutkan dengan pembentukan janin, hingga usia kandungan yang sudah mencukupi, lahirnya seorang bayi melalui fase-fase menelungkup, duduk, merangkak, berdiri hingga berjalan. Setelah bisa berjalan maka kehidupan mulai memasuki fase-fase bayi kemudian semakin besar menjadi balita, dari balita mendapatkan cap sebagai anak-anak. Tumbuh berkembang menjadi seorang remaja yang masih mencari jati hidup. Melewati proses-proses menuju kedewasaan. Dan tak terasa tibalah masa uzur menunggu tahun-tahun sebelum menuju tempat terakhir di dunia yakni kuburan. Namun fase hidup itu tidak bisa seutuhnya diprediksi. Sudah menjadi rahasia tuhan untuk memutuskan kapan hidup kita berakhir. Ada yang masih dalam kandungan sudah meninggal, ataupun masih menikmati masa-masa remaja bahkan ada yang sudah berumur ratusan tahun berulah datang ajal menjemput. Entahlah, tidak ada yang tahu kapan saat terakhir kita menghirup partikel-partikel O2.
Kematian kadang-kadang diratapi sebagai duka mendalam bagi keluarga yang ditingalkan. Bayangkan saja, misalnya orang yang sudah hidup begitu lama dengan kita. Hadir disetiap detik detik, dikala senang dan bahagia. Tiba-tiba terbujur kaku tidak berdaya, berbaring tanpa detak jantung tanpa gemuruh nadi-nadi, kaku dengan mata tertutup dan tangan terlipat dipadu dengan pembungkus kain putih atau batik sederhana. Saat itu kita membayangkan masa-masa indah yang dilalui bersama dengan orang yang telah berakhir masa ujian hidup di dunianya. Teringat setiap momentberharga yang dilewati bersama. Mungkin itulah yang menjadi muasal, tangisan dan linangan air mata jatuh saat melihat mayat yang sudah membujur kaku. Saya masih teringat dengan seorang teman saya yang meninggal dalam tabrakan maut beberapa tahun yang lalu. Kami sesama almamater di salah satu sekolah menengah atas. Beberapa bulan lagi kami menghadapi ujian kelulusan. Tapi siapa yang tahu, sore hari kemarin almarhum masih berolahraga dengan kami. Malamnya kami kaget, almarhum koma akibat tabrakan maut. Melewati semalam koma di ruang ICU besok harinya kami semua mendapat kabar bahwa almarhum sudah mendahului kami. Melewati masa-masa kehidupan di alam lain, entah seperti apa alam tersebut. Pacar almarhum histeris, bagaimana tidak. Benih-benih cinta yang dipupuk dari hal-hal kecil, melekat di hati melewati masa-masa indah bersama. Saling berbagi dalam hal suka maupun duka, menjadikan sang pria sebagai pangeran perkasa layaknya dalam epos ramayana. Namun kini sang pangeran sudah terbujur tak berdaya melangkahi kehidupan di dunia baru.
Kematian memang dianggap sebagai perpisahan, perpisahan dari dunia fana ini menempuh dunia yang tidak diketahui seperti apa. Dulu waktu kecil, saya hidup desa pinggiran di Pariaman - sebuah kota di bibir barat pulau Sumatra -. Sepulang sekolah hampir sebagian uang jajan saya disisihkan untuk membeli komik bergampar hitam putih dengan kertas lusuh hasil daur ulang. Komik yang saya beli kebanyakan tentang cerita petruk, gareng dan semar. Tapi ada satu komik yang begitu membekas tentang dunia setelah kehidupan. Judulnya berat untuk anak ingusan seperti saya " Hari Penghabisan Dunia Fana ". Saya beli seharga Rp 500. Cukup mahal untuk zaman sebelum reformasi. Komik tersebut bercerita tentang tanda-tanda hari akhir, berbagai macam scene gambar. Di halaman-halam terakhir, gambarnya seperti lukisan-lukisan alam mimpi. Sungai-sungai mengalir indah, tanaman yang tumbuh mekar, matahari yang bersinar, gadis-gadis berpakaian seksi dan gunung tinggi menjulang. Seperti itukah dunia setelah kehidupan di bumi ini ? Saya tidak tahu pasti, wallahualam.
Kematian sebenarnya bisa dijadikan juga momentum untuk instropeksi diri atas perbuatan-perbuatan yang sudah dilakukan selama kaki menginjak bumi. Apa banyak positif atau kebanyakan negatifnya ? hanya diri kita sendiri yang tahu. Kematian selalu berhubungan dengan ruang gelap sempit berukuran 1x2 meter. Menjorok kelapisan perut bumi sedalam hampir 2 meter. Ini akan menjadi tempat peristirahatan manusia yang terakhir. Namun tidak semuanya juga yang berakhir di liang sempit tenggelam dalam lapisan bumi. Di Trunyan, Kintamani - Bali. Mayat-mayat hanya diletakkan diatas perut bumi ditutupi dengan bilah-bilah batang bambu. Di Samosir, Sumatra Utara kuburan-kuburan bisa ditemui disetiap sepuluh meter dengan macam ragam bentuk. Atau jauh di benua hitam Negeri Firaun, mayat-mayat diawetkan dan bertahan hingga ribuan tahun yang lalu. Semua tergantung pemikiran masyarakat masing-masing. Banyak cara mengenang orang-orang yang telah hilang dari kehudupan.
Tradisi dan cara mengenang orang yang sudah mendahului pun berbagai macam rupa. Di beberapa tempat di Indonesia, sebelum puasa biasanya keluarga melakukan ziarah kubur mengunjungi makam-makam. Membawa bunga rampai yang dibuat dari berbagai macam rupa bunga dengan air di kendi yang nantinya digunakan untuk menyiram makam, membakar kemenyan di kuburan seraya memanjatkan doa-doa dan masih banyak lagi hal-hal lain yang dilakukan untuk mengenang para pendahulu.
Tradisi dan cara mengenang orang yang sudah mendahului pun berbagai macam rupa. Di beberapa tempat di Indonesia, sebelum puasa biasanya keluarga melakukan ziarah kubur mengunjungi makam-makam. Membawa bunga rampai yang dibuat dari berbagai macam rupa bunga dengan air di kendi yang nantinya digunakan untuk menyiram makam, membakar kemenyan di kuburan seraya memanjatkan doa-doa dan masih banyak lagi hal-hal lain yang dilakukan untuk mengenang para pendahulu.
Terlebih dari apapun itu, jika disadari lagi memang perjalan sesungguhnya adalah perjalan hidup. Mencari setiap butir untaian-untaian makna. Menjalani hidup suatu pilihan menjalani konsekuensi menghadapi sebuah dunia yang bagi sebagian orang dianggap hanya sementara dan bagi sebagian orang lainnya dianggap sebuah dunia nyata. Melihat hidup dan tujuannya bisa menjadi perkara yang berbeda-beda jika dilihat dari berbagai macam kacamata. Namun menurut saya, hal terpenting yang dilakukan dalam perjalan menjelajah dunia fana ini adalah menempatkan posisi kita seberapa bergunakah kehidupan dan kehadiran kita di dunia untuk kehidupan orang lain. Kebahagian hidup yang utama adalah saat kita berbagi kebahagian dengan orang lain. Semua orang pun tahu itu.
Ini adalah 25 dari 100 orang berpengaruh versi majalah Time keluaran terbaru. Sangat disayangkan adalah tidak adanya orang Indonesia (mis. SBY, Mega,,Petra Spain, Gusdur dll) yang masuk daftar.
The Alt TIME 100By BY JOEL STEIN1. Al Gore, environmentalistGore was everyone's first choice. He is, they felt, the only politician who matters at all. "He got an Oscar," explained Xzibit. "That counts for something. At least he's talking about something that matters." To the panels knowledge, no other politician has ever been important enough to win an Oscar.
2. Anderson Cooper, CNN anchorAfter Al Gore, the Alt TIME 100 believes that Anderson Cooper is the most important person in the world.
3. Russell Simmons, owner Phat FarmSimmons appeared on a surprising number of the panelists' lists. It turns out that's because most of them knew him. "He's a really nice guy," said Bridget Marquardt. I had a chance to work and live with him," said Dr. Boogie. Russell Simmons, despite all the meditation, is not a quiet homebody type.
4. Heather Mills, dancerThe panel just loves Dancing With the Stars. And they're impressed that "her leg doesn't just fly off." As you'll see throughout, the panel has only a vague understanding of medicine.
5. Anna Nicole Smith, model"She had presidential levels of press coverage," explained Glenda Borden. There was some talk about putting her daughter Danielyn, on the list, but they decided that would be too much.
6. Martin Scorcese, directorThe Oscars are very important to the Alt TIME 100.
7. Will Smith, actorNo good reason other than people love Will Smith.
8. Tom Anderson, founder of MySpaceThere was a spirited discussion about whether parents should let kids on MySpace. Xzibit doesn't let his son on the internet unless they do it together. Glenda says letting her daughter on MySpace gives her more info about her daughter's life than she would ever have without it. The Alt TIME 100 hopes to air this debate on All Things Considered. Tommy the Clown, by the way, has over 160,000 friends.
9. Chad Hurley and Steve Chen, creators of YouTubeThe panel thought YouTube might even be more important than the MySpace. "More shit breaks there than on CNN," said Xzibit
10. Hugh Hefner, editorEveryone thought Hef should make the list. Then I explained that Bridget was one-third going out with him which made the panel very excited. If Bridget was two-thirds going out with Hef, I don't think the panel could have taken it.
11. Nancy Davis, MS fundraiserShe throws big parties and gets Paris Hilton, Nicole Ritchie and Tara Reid to come. "Everyone participates, " Glenda said.
12. Paris Hilton, celebutantThe panel wanted to create a side list called "Trainwrecks" which would include Paris Hilton (or, as Xzibit called her, "Paris Hitler"), Lindsay Lohan, Britney Spears, Nicole Ritchie, Anna Nicole Smith and the Bush twins. But 100 is an awful lot of people, so I listed them separately. I left off the Bush twins because I'm not sure the panel really meant it. We were drinking quite a bit by the time their names came up. It just didn't seem fair.
13. Lindsay Lohan, celebutant
14. Britney Spears, celebutant
15. Nicole Ritchie, celebutant
16. Angelina Jolie, actressAdopting babies, the panel thought, was a good trend to start.
17. Lance Armstrong, cyclistTwo years later, still loving a sport they've never watched.
18. Tyra Banks, TV hostThe panel felt that if they had to choose between Tyra and Oprah — a rule they invented themselves — they'd pick Tyra. In fact, they called her the new Oprah.
19. Oprah Winfrey, TV hostStill, they love old Oprah too.
20. Sanjaya's hair, American Idol contestantAs Xzibit pointed out, "It's working, and that's the disturbing thing."
21. Simon Cowell, American Idol judgeMore people vote on American Idol than the Presidential elections, Xzibit pointed out. And almost as much is written about it.
22. Paula Abdul, American Idol judgeRandy Jackson, it seems, is utterly expendable.
23. LeBron James, basketball playerHe's really good.
24. Debbie Allen, choreographerShe does a lot of stuff with kids. The panel loves kids! You mention "kids" and you get on this list.
25. Osama Bin Laden, head of Al QedaThe panel pointed out that he's likely to outlast Bush as head of an organization.
25 orang paling berpengaruh didunia versi Petra spain Art 2
Full View
Ini adalah 25 dari 100 orang berpengaruh versi majalah Time keluaran terbaru. Sangat disayangkan adalah tidak adanya orang Indonesia (mis. SBY, Mega,,Petra Spain, Gusdur dll) yang masuk daftar.
The Alt TIME 100
By BY JOEL STEIN
1. Al Gore, environmentalist
Gore was everyone's first choice. He is, they felt, the only politician who matters at all. "He got an Oscar," explained Xzibit. "That counts for something. At least he's talking about something that matters." To the panels knowledge, no other politician has ever been important enough to win an Oscar.
2. Anderson Cooper, CNN anchor
After Al Gore, the Alt TIME 100 believes that Anderson Cooper is the most important person in the world.
3. Russell Simmons, owner Phat Farm
Simmons appeared on a surprising number of the panelists' lists. It turns out that's because most of them knew him. "He's a really nice guy," said Bridget Marquardt. I had a chance to work and live with him," said Dr. Boogie. Russell Simmons, despite all the meditation, is not a quiet homebody type.
4. Heather Mills, dancer
The panel just loves Dancing With the Stars. And they're impressed that "her leg doesn't just fly off." As you'll see throughout, the panel has only a vague understanding of medicine.
5. Anna Nicole Smith, model
"She had presidential levels of press coverage," explained Glenda Borden. There was some talk about putting her daughter Danielyn, on the list, but they decided that would be too much.
6. Martin Scorcese, director
The Oscars are very important to the Alt TIME 100.
7. Will Smith, actor
No good reason other than people love Will Smith.
8. Tom Anderson, founder of MySpace
There was a spirited discussion about whether parents should let kids on MySpace. Xzibit doesn't let his son on the internet unless they do it together. Glenda says letting her daughter on MySpace gives her more info about her daughter's life than she would ever have without it. The Alt TIME 100 hopes to air this debate on All Things Considered. Tommy the Clown, by the way, has over 160,000 friends.
9. Chad Hurley and Steve Chen, creators of YouTube
The panel thought YouTube might even be more important than the MySpace. "More shit breaks there than on CNN," said Xzibit
10. Hugh Hefner, editor
Everyone thought Hef should make the list. Then I explained that Bridget was one-third going out with him which made the panel very excited. If Bridget was two-thirds going out with Hef, I don't think the panel could have taken it.
11. Nancy Davis, MS fundraiser
She throws big parties and gets Paris Hilton, Nicole Ritchie and Tara Reid to come. "Everyone participates, " Glenda said.
12. Paris Hilton, celebutant
The panel wanted to create a side list called "Trainwrecks" which would include Paris Hilton (or, as Xzibit called her, "Paris Hitler"), Lindsay Lohan, Britney Spears, Nicole Ritchie, Anna Nicole Smith and the Bush twins. But 100 is an awful lot of people, so I listed them separately. I left off the Bush twins because I'm not sure the panel really meant it. We were drinking quite a bit by the time their names came up. It just didn't seem fair.
13. Lindsay Lohan, celebutant
14. Britney Spears, celebutant
15. Nicole Ritchie, celebutant
16. Angelina Jolie, actress
Adopting babies, the panel thought, was a good trend to start.
17. Lance Armstrong, cyclist
Two years later, still loving a sport they've never watched.
18. Tyra Banks, TV host
The panel felt that if they had to choose between Tyra and Oprah — a rule they invented themselves — they'd pick Tyra. In fact, they called her the new Oprah.
19. Oprah Winfrey, TV host
Still, they love old Oprah too.
20. Sanjaya's hair, American Idol contestant
As Xzibit pointed out, "It's working, and that's the disturbing thing."
21. Simon Cowell, American Idol judge
More people vote on American Idol than the Presidential elections, Xzibit pointed out. And almost as much is written about it.
22. Paula Abdul, American Idol judge
Randy Jackson, it seems, is utterly expendable.
23. LeBron James, basketball player
He's really good.
24. Debbie Allen, choreographer
She does a lot of stuff with kids. The panel loves kids! You mention "kids" and you get on this list.
25. Osama Bin Laden, head of Al Qeda
The panel pointed out that he's likely to outlast Bush as head of an organization.